PEMBUKA

pembuka

Senin, 12 Desember 2011

Kiamat Menurut Ali bin Abi Talib

Berkata Ali bin Abi Talib,
“Akan datang di suatu masa di mana Islam itu hanya akan tinggal namanya saja, agama hanya bentuk saja,
Al-Qur’an hanya dijadikan bacaan saja, mereka mendirikan masjid, sedangkan masjid itu sunyi dari zikir menyebut Asma Allah.
Orang-orang yang paling buruk pada zaman itu ialah para ulama, dari mereka akan timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada mereka juga.
Dan kesemua yang tersebut adalah tanda-tanda hari kiamat.”

Sabda Rasulullah S.A.W,
“Apabila harta orang kafir yang dihalalkan tanpa perang yang dijadikan pembahagian bergilir, amanat dijadikan seperti harta rampasan, zakat dijadikan seperti pinjaman, belajar lain daripada agama, orang lelaki taat kepada isterinya, menderhakai ibunya, lebih rapat dengan teman dan menjauhkan ayahnya, suara-suara lantang dalam masjid, pemimpin kaum dipilih dari orang yang fasik, orang dimuliakan kerana ditakuti akan tindakan jahat dan aniayanya dan bukan kerana takutkan Allah, maka kesemua itu adalah
 
Tanda - tanda kiamat

Tanda-tanda Kiamat Kecil

Tanda-tanda kiamat kecil terbagi menjadi dua: Pertama, kejadian sudah muncul dan sudah selesai; seperti diutusnya Rasulullah saw., terbunuhnya Utsman bin ‘Affan, terjadinya fitnah besar antara dua kelompok orang beriman. Kedua, kejadiannya sudah muncul tetapi belum selesai bahkan semakin bertambah; seperti tersia-siakannya amanah, terangkatnya ilmu, merebaknya perzinahan dan pembunuhan, banyaknya wanita dan lain-lain.

Di antara tanda-tanda kiamat kecil adalah:

1. Diutusnya Rasulullah saw

Jabir r.a. berkata, ”Adalah Rasulullah saw. jika beliau khutbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh dengan semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, ‘(Hati-hatilah) dengan pagi dan sore kalian.’ Beliau melanjutkan, ‘Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini.’ Rasulullah saw. mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah. (HR Muslim)

2. Disia-siakannya amanat

Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat ?” Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya.” Berkata sebagian yang lain, “Rasul saw. tidak mendengar.” Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata lelaki Badui itu, ”Saya, wahai Rasulullah saw.” Rasulullah saw. Berkata, “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat.” Bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Rasulullah saw. Menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR Bukhari)

3. Penggembala menjadi kaya

Rasulullah saw. ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab, “Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba saling tinggi dalam bangunan.” (HR Muslim)

4. Sungai Efrat berubah menjadi emas

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang dari mereka berkata, ”Barangkali akulah yang selamat.” (Muttafaqun ‘alaihi)

5. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam

”Ada enam dari tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah saw.), dibukanya Baitul Maqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan setiap poin 12.000.” (HR Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz).

6. Banyak terjadi pembunuhan

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiada akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah pembunuhan, pembunuhan.” (HR Muslim)

7. Munculnya kaum Khawarij

Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR Bukhari).

8. Banyak polisi dan pembela kezhaliman

“Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah. Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka.” (HR At-Tabrani)

9. Perang antara Yahudi dan Umat Islam

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim)

10. Dominannya Fitnah

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, sampai dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar.” (HR Ahmad).

11. Sedikitnya ilmu

12. Merebaknya perzinahan

13. Banyaknya kaum wanita

Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki.” (HR Bukhari)

14. Bermewah-mewah dalam membangun masjid

Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu Hibban)

15. Menyebarnya riba dan harta haram

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu saat di mana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang haram.” (HR Ahmad dan Bukhari)

Tanda-Tanda Kiamat Besar

Sedangkan tanda-tanda kiamat besar yaitu kejadian sangat besar dimana kiamat sudah sangat dekat dan mayoritasnya belum muncul, seperti munculnya Imam Mahdi, Nabi Isa, Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj.

Ayat-ayat dan hadits yang menyebutkan tanda-tanda kiamat besar di antaranya:

Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulqarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Al-Kahfi: 82)

“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82)

Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari ra, berkata: Rasulullah saw. muncul di tengah-tengah kami pada saat kami saling mengingat-ingat. Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang sedang kamu ingat-ingat?” Sahabat menjawab, “Kami mengingat hari kiamat.” Rasulullah saw. bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi sebelum engkau melihat 10 tandanya.” Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan: Dukhan (kabut asap), Dajjaal, binatang (pandai bicara), matahari terbit dari barat, turunnya Isa as. Ya’juj Ma’juj dan tiga gerhana, gerhana di timur, barat dan Jazirah Arab dan terakhir api yang keluar dari Yaman mengantar manusia ke Mahsyar. (HR Muslim)

Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Hari tidak akan berakhir, dan tahun belum akan pergi sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang dari keluargaku, namanya sama dengan namaku.” (HR Ahmad)

Perbedaan antara tanda-tanda kiamat kecil dan kiamat besar adalah :

  1. Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar.
  2. Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi.
  3. Tanda-Tanda Kiamat Kecil  bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
  4. Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
  5. Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat .

TANDA-TANDA HARI KIAMAT

Rasulullah S.A.W. "Sesungguhnyakiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda :-
  • 1 Asap
  • 2 Dajjal
  • 3 Binatang melata di bumi
  • 4 Terbitnya matahari sebelah barat
  • 5 Turunnya Nabi Isa A.S
  • 6 Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
  • 7 Gerhana di timur
  • 8 Gerhana di barat
  • 9 Gerhana di jazirah Arab
  • 10 Keluarnya api dari kota Yamanmenghalau manusia ke tempat pengiringan mereka.
Dajjal maksudnya ialah bahayabesar yang tidak ada bahaya sepertinya sejak Nabi Adam A.S sampai harikiamat. Dajjal boleh membuat apa sahaja perkara-perkara yang luar biasa.Dia akan mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di antara keduamatanya tertulis perkataan 'Ini adalah orang kafir'.
Asap akan memenuhi timur danbarat, ia akan berlaku selama 40 hari. Apabila orang yang beriman terkenaasap itu, ia akan bersin seperti terkena selsema, sementara orang kafirpula keadaannya seperti orang mabuk, asap akan keluar dari hidung, telingadan dubur mereka.
Binatang melata yang dikenalisebagai Dabatul Ard ini akan keluar di kota Mekah dekat gunung Shafa, iaakan berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas. Dabatul Ard ini akanmembawa tongkat Nabi Musa A.S dan cincin Nabi Sulaiman A.S.
Apabila binatang ini memukulkantongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orangitu 'Ini adalah orang yang beriman'. Apabila tongkat itu dipukul ke dahiorang yang kafir, maka akan tertulislah 'Ini adalah orang kafir'.
Turunnya Nabi Isa. A.S di negeriSyam di menara putih, beliau akan membunuh dajjal. Kemudian Nabi Isa A.Sakan menjalankan syariat Nabi Muhammad S.A.W.
Yakjuj dan Makjuj pula akankeluar, mereka ini merupakan dua golongan. Satu golongan kecil dan satulagi golongan besar. Yakjuj dan Makjuj itu kini berada di belakang bendunganyang dibangunkan oleh Iskandar Zulqarnain. Apabila keluarnya mereka ini,bilangannya tidak terhitung banyaknya, sehingga kalau air laut Thahatiahdiminum nescaya tidak akan tinggal walau pun setitik.
Rasulullah S.A.W telah bersabda," Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualandi pasar, sedikit sahaja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan.Ghibah menjadi-jadi di merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina,orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang dimasjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq"
Berkata Ali bin Abi Talib,Akan datag di suatu masa di mana Islam itu hanya akan tinggal namanya sahaja,agama hanya bentuk sahaja, Al-Qur'an hanya dijadikan bacaan sahaja, merekamendirikan masjid, sedangkan masjid itu sunyi dari zikir menyebut AsmaAllah. Orang-orang yang paling buruk pada zaman itu ialah para ulama, darimereka akan timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada mereka juga.Dan kesemua yang tersebut adalah tanda-tanda hari kiamat."
Sabda Rasulullah S.A.W, "Apabilaharta orang kafir yang dihalalkan tanpa perang yang dijadikan pembahagianbergilir, amanat dijadikan seperti harta rampasan, zakat dijadikan sepertipinjaman, belajar lain daripada agama, orang lelaki taat kepada isterinya,menderhakai ibunya, lebih rapat dengan teman dan menjauhkan ayahnya, suara-suaralantang dalam masjid, pemimpin kaum dipilih dari orang yang fasik, oarngdimuliakan kerana ditakuti akan tindakan jahat dan aniayanya dan bukankerana takutkan Allah, maka kesemua itu adalah TANDA-TANDA KIAMAT
Sesungguhnya setiap makhluk hidup –apakah itu manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan– memiliki tanda-tanda dari akhir kesudahan hidupnya di dunia. Tanda-tanda dekatnya kematian manusia adalah rambut beruban, tua, sakit, lemah. Begitu juga halnya dengan hewan, hampir sama dengan manusia. Sedangkan tumbuhan warna menguning, kering, jatuh, lalu hancur. Demikian juga alam semesta, memiliki tanda-tanda akhir masanya seperti kehancuran dan kerusakan.Saa’ah asalnya adalah sebagian malam atau siang. Dikatakan juga: Saa’at segala sesuatu berarti waktunya hilang dan habis. Dari makna ini, maka saa’ah atau kiamat mengandung dua macam, yaitu : Saa’ah khusus bagi setiap makhluk, seperti tanaman binatang dan manusia ketika mati; dan bagi sebuah umat jika datang ajalnya. Itu semua dikatakan telah datang saatnya. Saa’ah umum bagi dunia secara keseluruhan ketika ditiup sangkakala, maka hancurlah segala yang di langit dan di bumi.
Bagaimana dengan kiamat yang sebenarnya? Tentu saja lebih dahsyat, lebih besar, dan lebih mengerikan. Dan Alquran banyak menyebutkan tentang kejadian di hari kiamat. Terjadinya kiamat adalah hal yang gaib. Hanya Allah saja yang tahu. Tidak satu pun dari makhlukNya mengetahui kapan kiamat, baik para nabi maupun malaikat. Allah SWT. Berfirman, “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat.” (Luqman 34).


Maka ketika ditanya tentang hal ini, Rasulullah saw. Mengembalikannya kepada Allah swt., “Kepada-Nyalah dikembalikan pengetahuan tentang hari kiamat.” (Fushilat: 47)
Allah merahasiakan terjadinya hari kiamat, dan menerangkan bahwa kiamat akan datang secara tiba-tiba. “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui’.” (Al-A’raaf: 187)
Namun demikian, sesungguhnya Allah dengan rahmat-Nya telah menjadikan kiamat memiliki alamat yang menunjukkan ke arah itu dan tanda-tanda yang mengantarkannya. “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang?” (Muhammad: 18)


Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula’).”(Al-An’am: 158)
Maka tanda-tanda kiamat adalah alamat kiamat yang menunjukkan akan terjadinya kiamat tersebut. Dan tanda-tanda kiamat ada dua: tanda-tanda kiamat besar dan tanda-tanda kiamat kecil.
Tanda kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang relatif lama, dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu, dominannya kebodohan, minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain. Terkadang sebagiannya muncul menyertai tanda kiamat besar atau bahkan sesudahnya.
Tanda kiamat besar adalah perkara yang besar yang muncul mendekati kiamat yang kemunculannya tidak biasa terjadi, seperti muncul Dajjal, Nabi Isa a.s., Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari Barat, dan lain-lain.
Para ulama berbeda pendapat tentang permulaan yang muncul dari tanda kiamat besar. Tetapi Ibnu Hajar berkata, “Yang kuat dari sejumlah berita tanda-tanda kiamat, bahwa keluarnya Dajjal adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar, dengan terjadinya perubahan secara menyeluruh di muka bumi. Dan diakhiri dengan wafatnya Isa a.s. Sedangkan terbitnya matahari dari Barat adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar yang mengakibatkan perubahan kondisi langit. Dan berakhir dengan terjadinya kiamat.” Ibnu Hajar melanjutkan, ”Hikmah dari kejadian ini bahwa ketika terbit matahari dari barat, maka tertutuplah pintu taubat.” (Fathul Bari)

Senin, 05 Desember 2011

AL-QOMAH

 Derita Sakaratul Maut Kerana Mengutamakan Isteri Lebih Dari Ibunya

Di zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqomah, ia sangat rajin beribadat. Suatu hari ia tiba-tiba jatuh sakit yang sangat kuat, maka isterinya menyuruh orang memanggil Rasulullah dan mengatakan suaminya sakit kuat dan dalam sakaratul maut. Ketika berita ini sampai kepada Rasulullah, maka Rasulullah menyuruh Bilal r.a, Ali r.a, Salamam r.a dan Ammar r.a supaya pergi melihat keadaan Alqomah. Ketika mereka sampai ke rumah Alqomah, mereka terus mendapatkan Alqomah sambil membantunya membacakan kalimah La-ilaa-ha-illallah, tetapi lidah Alqomah tidak dapat menyebutnya.

Ketika para sahabat mendapati bahwa Alqomah pasti akan mati, maka mereka menyuruh Bilal r.a supaya memberitahu Rasulullah tentang keadaan Alqomah. Ketika Bilal sampai dirumah Rasulullah, maka bilal menceritakan segala hal yang berlaku kepada Alqomah. Lalu Rasulullah bertanya kepada Bilal; "Wahai Bilal apakah ayah Alqomah masih hidup?" jawab Bilal r.a, " Tidak, ayahnya sudah meninggal, tetapi ibunya masih hidup dan sangat tua usianya". Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal; "Pergilah kamu kepada ibunya dan sampaikan salamku, dan katakan kepadanya kalau dia dapat berjalan, suruh dia datang berjumpaku, kalau dia tidak dapat berjalan katakan aku akan kerumahnya".

Maka ketika Bilal sampai kerumah ibu Alqomah, lalu ia berkata seperti yang Rasulullah kata kepadanya, maka berkata ibu Alqomah; " Aku lebih patut pergi berjumpa Rasulullah". Lalu ibu Alqomah mengangkat tongkat dan terus berjalan menuju ke rumah Rasulullah. Maka bertanya Nabi s.a.w. kepada ibu Alqomah; "Terangkan kepada ku perkara yang sebenar tentang Alqomah, jika kamu berdusta nescaya akan turun wahyu kepadaku". Berkata Nabi lagi; "Bagaimana keadaan Alqomah?", jawab ibunya; "Ia sangat rajin beribadat, ia sembahyang, berpuasa dan sangat suka bersedekah sebanyak-banyaknya sehingga tidak diketahui banyaknya". Bertanya Rasulullah; "Bagaimana hubungan kamu dengan dia?", jawab ibunya; " Aku murka kepadanya", lalu Rasulullah bertanya; "Mengapa", jawab ibunya; "Kerana ia mengutamakan istrinya dari aku, dan menurut kata-kata isterinya sehingga ia menentangku".

Maka berkata Rasulullah; "Murka kamu itulah yang telah mengunci lidahnya dari mengucap La iilaa ha illallah", kemudian Nabi s.a.w menyuruh Bilal mencari kayu api untuk membakar Alqomah. Ketika ibu Alqomah mendengar perintah Rasulullah lalu ia bertanya; "Wahai Rasulullah, kamu hendak membakar putera ku didepan mataku?, bagaimana hatiku dapat menerimanya". Kemudian berkata Nabi s.a.w; "Wahai ibu Alqomah, siksa Allah itu lebih berat dan kekal, oleh itu jika kamu mahu Allah mengampunkan dosa anakmu itu, maka hendaklah kamu mengampuninya", demi Allah yang jiwaku ditangannya, tidak akan guna sembahyangnya, sedekahnya, selagi kamu murka kepadanya". Maka berkata ibu Alqomah sambil mengangkat kedua tangannya; "Ya Rasulullah, aku persaksikan kepada Allah dilangit dan kau Ya Rasulullah dan mereka-mereka yang hadir disini bahawa aku redha pada anakku Alqomah".


Maka Rasulullah mengarahkan Bilal pergi melihat Alqomah sambil berkata; "Pergilah kamu wahai Bilal, lihat sama ada Alqomah dapat mengucapkan La iilaa ha illallah atau tidak". Berkata Rasulullah lagi kepada Bilal ; "Aku khuatir kalau kalau ibu Alqomah mengucapkan itu semata-mata kerana pada aku dan bukan dari hatinya". Maka ketika Bilal sampai di rumah Alqomah tiba-tiba terdengar suara Alqomah menyebut; "La iilaa ha illallah". Lalu Bilal masuk sambil berkata; "Wahai semua orang yang berada disini, ketahuilah sesungguhnya murka ibunya telah menghalangi Alqomah dari dapat mengucapkan kalimah La iila ha illallah, kerana redha ibunyalah maka Alqomah dapat menyebut kalimah syahadat". Maka matilah Alqomah pada waktu setelah dia mengucap.

Maka Rasulullah s.a.w pun sampai di rumah Alqomah sambil berkata; "Segeralah mandi dan kafankan", lalu disembahyangkan oleh Nabi s.a.w. dan sesudah dikuburkan maka berkata Nabi s.a.w. sambil berdiri dekat kubur; "Hai sahabat Muhajirin dan Anshar, barang siapa yang mengutamakan isterinya daripada ibunya maka ia adalah orang yang dilaknat oleh Allah s.w.t, dan tidak diterimanya daripadanya ibadat fardhu dan sunatnya.

Rabu, 30 November 2011

perang rosulullah

perang pada zaman rasulullah

PERANG BADAR
Sejarah Rasulullah s.a.w
Peperangan Badar
Muqaddimah:
Setelah hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah bersama-sama para sahabatnya dan diterima baik oleh orang-orang anshar, Islam telah berkembang, tersebar luas dan diterima oleh banyak kabilah-kabilah arab.  Kekuatan dan ekonomi Madinah telah menjadi kukuh.  Orang-orang arab Quraisy Makkah tidak senang hati dengan kemajuan ini.
Perang Badar merupakan perang pertama yang dilalui oleh umat Islam di Madinah. Ia merupakan isyarat betapa mulianya umat Islam yang berpegang teguh pada tali agama Allah.  Kemenangan besar kaum muslimin tidak terletak pada jumlah tentara yang ikut serta tetapi terkandung dalam kekuatan iman yang tertanam disanubari mereka.  Dengan Keyakinan mereka pada Allah yang sangat kukuh itu, Allah telah menurunkan bantuan ibarat air yang mengalir menuju lembah yang curam.  Tidak  ada sesiapa yang dapat menahan betapa besarnya pertolongan Allah terhadap umat yang senantiasa menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Sejarah :
Serangan yang dilakukan oleh Abdullah Ibn Jahshin terhadap angkatan perdagangan kaum Quraisy pada bulan Rejab yang diharamkan berperang telah dianggap oleh mereka sebagai tamparan dan cabaran hebat kepada mereka.  Kaum Quraisy merasakan kematian Al-Hadhrami seharusnya dibela dan memusnahkan semua pihak yang bersangkutan dengan pembunuhan itu.  Rasulullah sememangnya menyedari pihak Quraisy pasti akan menuntut bela.  Baginda telah membuat persediaan yang lebih awal.
Pada bulan Ramadhan tahun 2 Hijriah,  Rasulullah bersama 313 orang tentera telah keluar dari Madinah untuk menyekat angkatan perdagangan kaum Quraisy yang pulang dari negeri Syria (Syam) dalam usaha mereka hendak melemahkan persiapan tentera Quraisy Makkah untuk menyerang Madinah.
Abu Sufyan yang mengetuai angkatan perdagangan tersebut telah menyedari tindakan Rasulullah itu lalu beliau telah menghantar utusannya yang bernama Dham Dham bin Amr Al-Ghifari meminta bantuan dari Makkah.
Di Makkah pula, 3 hari sebelum Dham Dham sampai, Atiqah Binte Abdul Muthalib telah bermimpi sesuatu yang sungguh menakutkan.  Atiqah telah bermimpi melihat seorang musafir datang dengan mengendarai unta. Ia berdiri diatas tanah lapang. Kemudian, lelaki tersebut berteriak dengan suara yang amat kuat.
“Ketahuilah wahai keluarga Ghudar, berangkatlah kalian kepada tempat-tempat kematian kalian dalam masa 3 hari.”
Atiqah melihat manusia berkumpul dekat musafir tersebut kemudian ia masuk dalam masjid diikuti orang ramai dan berdiri ia diatas untanya didepan Ka’bah dan dilaungkan lagi perkataan yang sama. Lelaki itu kemudian berdiri dihadapan Abu Qais dan diulangi ucapannya buat kali ketiga.  Musafir itu kemudian mengambil batu besar dan melemparkannya.  Batu itu jatuh bergolek.  Ketika batu itu tiba dibawah gunung, ia pecah berkeping-keping. Tidak sebuah rumah pun yang ada di Makkah terlepas dari dimasuki pecahan batu besar tersebut.
Mimpi Atiqah itu walaupun diminta supaya dirahsiakan, telah tersebar luas di Kota Makkah hingga kepengetahuan Abu Jahal.  Tetapi Abu Jahal dengan sikap bongkak dan sombongnya tidak memperdulikan mimpi itu malah diperlecehkan olehnya.
Al-Abbas bin Abdul Muthalib, orang pertama yang mengetahui tentang mimpi Atiqah telah mendengar saudaranya di ejek oleh Abu Jahal.  Beliau ingin mempertahankan saudaranya lalu keluar untuk mencari Abu jahal.  Pada ketika beliau terjumpa Abu Jahal, Dham Dham, yaitu utusan dari Abu Sufyan telah sampai ke Makkah dengan membawa berita Abu Sufyan meminta bantuan.  Ketika itu juga Makkah menjadi kecoh dengan berita ini.  Ramai pembesar-pembesar Quraisy merasa marah dengan tindakan Muhammad.  Mereka lalu mengumpulkan orang untuk keluar membantu Abu Sufyan.  Tidak ada seorang lelaki pun yang ingin ketinggalan dalam peperangan ini.  Ada diantara mereka yang tidak dapat ikut tetapi mengutus orang suruhan mereka untuk ikut serta.
Sebelum berlaku peperangan di Badar, Nabi Muhammad S.A.W telah mengutuskan Talhah Bin Ubaidullah dan Said bin Zaid untuk mengumpul maklumat tentang kabilah Abu Sufyan.  Mereka mengumpulkan maklumat ynag perlu dan kembali ke Madinah untuk menyampaikan pada Rasul.  Baginda bergerak bersama-sama para pengikutnya.  Baginda menuju ke Badar tetapi terlebih dahulu Baginda mengutus Ali bin Abu Talib, Zubir bin Al-Awwam dan Saad Bin Abi Waqqas bersama beberapa orang lain ke Badar mengumpulkan maklumat terbaru tentang orang Quraisy serta musuh mereka. Maklumat yang diperolehi daripada dua orang budak lelaki yang telah mendedahkan tentang tempat persinggahan orang Quraisy.  Apabila Rasulullah bertanya berapa ekor binatang yang disembelih untuk makanan mereka setiap hari, kanak-kanak itu menjawab 9 atau 10 eokr.  Dengan kebijaksanaan Rasulullah, Beliau dapat mengagak jumlah tentera musuh ada 900 hingga 1000 orang tentera.
Dengan maklumat yang diperolehi itu, Rasulullah pada waktu itu merasa khawatir kalau-kalau nanti setelah kejadian tenteranya bertempur dengan tentera Quraisy lalu dari tenteranya ada yang mengundur diri.  Nabi Muhammad S.A.W juga ingat bahwa asal mulanya berangkat dari madinah adalah hendak mengejar seperangkatan unta yang memuatkan perdagangan kaum Quraisy yang di ketuai oleh Abu Sufyan, sedangkan mereka telah lepas jalan ke Makkah.  Rasulullah bimbang jika ada diantara tenteranya yang tidak suka bertempur dengan tentera Quraisy dan ada yang berperasaan
Angkatan Unta yang dikejar telah terlepas jalan. Pasukan tentera Quraisy begitu besar berlipat ganda. Alat perang Quraisy lebih lengkap dan mereka serba kekurangan.
Dengan kebijaksanaan sebagai seorang Nabi dan pesuruh Allah, maka Nabi Muhammad S.A.W mengadakan permusyawaratan bersama pahlawan-pahlawan tenteranya meminta pendapat mereka. Pada mulanya, mereka berkata bahwa mereka keluar hanya untuk perdagangan Quraisy dan bukan untuk berperang.  Ketika itu Rasulullah amat merasa susah hati dan berubah wajahnya. Apabila Abu Bakar r.a melihat keadaan ini, lalu beliau berkata:
“Ya Rasulullah, lebih baik kita bertempur dengan musuh!”.  Diikuti pula dengan Umar r.a.  Kemudian seorang sahabat Miqdad Bin Al-Aswad lalu berdiri dan berkata :
“Ya Rasulullah, teruskanlah pada barang apa yang Allah telah perintahkan pada Tuan! Maka kita serta Tuan.  Demi Allah, kita tidak akan berkata kepada Tuan seperti perkataan kaum Bani Israil kepada Nabi Musa pada zaman dahulu. “Pergilah engkau bersama Tuhanmu, maka berperanglah engkau berdua.  Kita sesungguhnya akan duduk termenung saja.”.  Akan tetapi berkata kita pada Tuan sekarang “Pergilah Tuan bersama Tuhan Tuan! Dan berperanglah Tuan bersama Tuhan Tuan.  Kita sesungguhnya berserta Tuan dan Tuhan Tuan.  Kita ikut berperang.  Demi Allah, jikalau Tuan berjalan dengan kita sampai kedesa Barkul Ghamad, nescaya kita berjuang bersama Tuan daripada yang lainnya.  Kita akan berperang dari sebelah kanan Tuan dan di antara hadapan Tuan dan belakang Tuan.
Ketika itu Rasulullah juga ingin kepastian dari kaum Anshar.  Melihat keadaan itu, Sa’ad Bin Muaz lalu berdiri dan berkata dengan kata-kata yang memberi keyakinan pada Rasulullah sama seperti kaum Muhajirin.  Di ikuti pula oleh suara-suara pahlawan yang lain.
Setelah mendengar kata-kata daripada sahabat dan tenteranya yang sungguh meyakinkan, bercahayalah muka Nabi seraya tertampak kegirangannya.  Pada saat itu juga Allah menurunkan wahyunya yang tercatat di Surah Al-Anfal ayat 5-7 yang ertinya :
“Sebagai Tuhanmu(Muhammad) mengeluarkan akan kamu dari rumhamu yang benar. Dan bahawasanya sebahagian dari orang-orang yang beriman itu sungguh benci.  Mereka membantah kamu dalam urusan kebenaran (berperang) sesudah terang-benderang, seolah-olah mereka digiring akan salah satu dari dua (golongan Al’Ier dan golongan An Nafier), bahawasanya ia bagimu, dan kamu mengharapkan yang tidak berkekuatan senjata adalah bagi kamu, dan Allah berkehendak akan menyatakan kebenaran dengan semua sabdanya, dan memutuskan kekalahan orang-orang yang tidak percaya”
(Al-Quran Surat Al-Anfal Ayat 5-7)
Setelah itu, nabi S.A.W lalu bersabda pada seluruh tenteranya:
“Berjalanlah kamu dan bergiranglah kerana sesungguhnya Allah telah memberi janji kepadaku salah satu daripada dua golongan (yaitu Al-Ier dan An-Nafier).  Demi Allah, sungguh aku seakan-akan sekarang ini melihat tempat kebinasaan kaum Quraisy,”
Mendengar perintah Rasulullah S.A.W yang sedemikian itu, segenap kaum muslimin memulakan perjalanan dengan tulus ikhlas dan berangkatlah mereka menuju ketempat yang dituju oleh Nabi. Mereka selalu ta’at dan patuh kepada perintah Nabi dengan melupakan segala sesuatu yang menjadi kepentingan diri mereka sendiri.
Dipihak Quraisy pula ada beberapa kocar kacir yang terjadi sehingga beberapa kaum yang berjalan berpatah balik ke Makkah.
Rasulullah tidak henti-henti memanjatkan do’a kepada Allah memohon pertolongan. Untuk menebalkan iman tenteranya dan meneguhkan semangat barisannya, Rasulullah menghadapkan mukanya kepada sekelian tenteranya sambil memohon kepada Allah yang ertinya :
“Ya Allah! Hamba memohon kepada Engkau akan janji dan perjanjian Engkau.  Ya Allah! Jika Engkau berkehendak (mengalahkan pada hamba), tidak akan Engkau disembah lagi.”
Diriwayatkan diwaktu itu, Nabi S.A.W berulang-ulang memohon kepada Allah sehingga Abu Bakar r.a yang senantiasa berada disisinya telah memegang selendang dan bahu Nabi sambil berkata bahwa Tuhan akan meluluskan padanya apa yang telah Allah janjikan.
Selanjutnya, sebagai kebiasaan bangsa Arab, sebelum berperang maka diantara pahlawan-pahlawannya lebih dulu harus bertanding dan beradu kekuatan dengan pahlawan musuh.  Dipihak kaum Quraisy, 3 pahlawan yang keluar adalah 1. Utbah Bin Rabi’ah, 2. Syaibah Bin Rabi’ah dan 3. Walid Bin Utbah.  Dan dari tentera Islam ialah 1. ‘Auf bin Al-Harits, 2. Mu’adz bin Harts dan 3. Abdullah bin Rawahah.  Mereka bertiga adalah dari kaum Anshar.  Tetapi kerana kesombongan kaum Quraisy yang merasakan bangsanya lebih baik, tidak mahu menerima kaum Anshar, malah meminta Rasulullah mengeluarkan 3 orang pahlawan dari kaum Quraisy sendiri.  Maka Rasulullah mengeluarkan 1. Hamzah Bin Abdul Muthalib, 2. Ali Bin Abi Thalib dan 3. ‘Ubadah Bin Al-Harits.  Mereka berenam beradu tenaga sehingga akhirnya tentera Quraisy jatuh ketiga-tiganya dan tentera Islam hanya ‘Ubaidah Bin Al-Harits yang syahid.  Ini adalah petanda bahwa kaum Quraisy akan tewas.
Setelah itu pertempuran terus berlaku.  Tentera Islam yang seramai 313 orang berlawan mati-matian untuk menewaskan tentera Quraisy.  Rasulullah senantiasa mengamati gerak-geri tentera Islam.  Dengan sebentar waktu, berpuluh-puluh tentera musyrikin menghembuskan nafasnya, melayang jiwanya meninggalkan badannya bergelimpangan diatas tanah bermandikan darah.  Tentera Islam senantiasa menyebut “Esa! Esa! Esa!”.
Rasulullah pula tidak henti-henti memanjatkan do’a pada Allah memohon kemenangan  tentera Islam. Ada seketika dengan tidak ada sebab apapun, Rasulullah telah jatuh dengan mendadak sebagai orang pengsan.  Tubuhnya gementar dan kedinginan bagaikan orang ketakutan.  Tetapi tidak berapa minit, Beliau bangun dengan tegak lalu bersabda kepada Abu Bakar r.a. yang senantiasa berada disisinya, yang ertinya :
“Gembiralah oleh mu hai Abu Bakar.  Telah datang pertolongan dari Allah kepadamu.  Ini Malaikat Jibril sampai memegang kendari kuda yang ia tuntun atas kedua gigi sarinya berdebu.”
Rasulullah memberi semangat kepada tenteranya dengan sabdanya yang membawa maksud dan jaminan bahwa tentera Islam yang turut serta diperang Badar dijamin masuk syurga.  Mendengar ini, tentera Islam semakin berkobar-kobar semangatnya.  Ramai pembesar-pembesar Quraisy yang terkorban dan pada akhirnya, mereka bubar dan melarikan diri.  70 orang kaum Quraisy terbunuh dan 70 yang lain tertawan.  Manakala tentera Islam pula hanya 14 yang syahid (6 dari Muhajirin dan 8 dari Anshar).  Tentera Islam mendapat kemenangan dari sebab keteguhan dan ketabahan hati mereka.  Bangkai-bangkai tentera musyrikin dilempar dan dikuburkan didalam sebuah perigi/sumur di Badar.
Kemenangan ini disambut dengan riang gembira oleh orang yang tidak mengikut peperangan, yaitu kaum perempuan, kanak-kanak dan beberapa orang lelaki yang diberi tugas mengawal Madinah dalam masa pemergian tentera Islam ke Badar itu.
Di Madinah pula, Rasulullah memikirkan bagaimana cara yang patut dilakukan keatas orang tawanan perang.  Rasulullah juga berpesan pada orang ramai supaya bersikap baik dan belas kasihan kepada orang tawanan. Sehingga ada kaum muslimin yang memberikan satu-satunya roti yang ada kepada orang tawanan.  Sehingga orang tawanan merasa segan dengan kebaikan yang ditunjukkan. Rasulullah kemudian berbincang dengan orang Islam tentang nasib tawanan Badar.  Ada yang menyatakan dibunuh saja kerana mereka telah engkar dengan Allah dan mengusir kaum Muhajirin dari Makkah.  Ada pula yang lebih lembut hatinya dan disuruh lepaskan saja dengan harapan mudah-mudahan mereka akan insaf dan tertarik dengan Islam.  Setelah lam berbincang, mereka akhirnya mengambil keputusan untuk melepaskan mereka dengan mengenakan tebusan sekadar yang sepatutnya mengikut keadaan masing-masing.  Setinggi empat ribu dirham dan serendah satu ribu dirham.  Bagi yang miskin tetapi ada pengetahuan membaca dan menulis dikehendaki supaya mengajar sepuluh orang kanak-kanak Islam.  Mereka semua dibebaskan apabila tebusan telha dibayar atau kanak-kanak itu telah pandai.
Hikmah didalam peperangan Badar
Peperangan Badar ini amat besar ertinya bagi agama Islam.  Andaikata tentera Islam kalah dalam peperangan ini maka tamatlah riwayat orang-orang Islam malah agama Islam itu sendiri.  Kemenangan ini juga menguatkan lagi kedudukan Islam di Madinah dan menambahkan keyakinan bahwa mereka adalah pihak yang benar.  Mereka telh mula disegani dan ditakuti oleh kabilah-kabilah Arab lain dan digeruni oleh orang Yahudi dan Munafiqin Madinah.  Sebaliknya pengaruh orang Quraisy Makkah mula lemah dan merosot.  Orang yang ditawan oleh tenters Islam pula, apabila mereka balike ke Makkah setelah dilepaskan telah menceritakan kepada sahabat-sahabat dan keluarga tentang kebaikan orang Islam.  Cerita ini dengan tidak secar langsung telah member pertolongan yang besar kepada perkembangan agama Islam di Makkah.  Mereka yang selalunya menerima layanan buruk dari orang Quraisy secara diam telha berhijrah ke Madinah dan memeluk agama Islam.  Dengan ini tentera Islam bertambah dar masa ke masa.  Perang Badar telah memperkuatkan lagi kepercayaan orang Islam kepada nabi Muhammad S.A.W. dan ajaran Islam.  Mereka sanggup berkorban jiwa untuk kepentingan Baginda dan agama Islam
Kesimpulan
Pengajaran dari peperangan ini menunjukkan bahwa kaum Quraisy tidak bersatu padu.  Ini terbukti apabila ada beberapa puak yang menarik diri sebelum perang terjadi.  Dengan ini sebagai orang Islam kita harus bersatu demi untuk mencapai kemenangan.
Kaum Quraisy terlalu yakin yang mereka akan berjaya memusnahkan Islam yang memang sedikit dari jumlah tetapi tidak dari semangat.  Mereka tidak dapat mengalah tentera Islam kerana semangat tentera Islam begitu kukuh kerana Rasulullah telah berjaya menjalin silaturrahim yang kuat sesama Islam.  Nabi Muhammad S.A.W adalah pentabdir yang berkaliber dan pintar mengendalikan tektik peperangan.  Orang Islam mempunyai pegangan iaitu berjaya didunia atau mati syahid.
perang uhud
Pertempuran Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badr. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara IslamRasulullah sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil. dipimpin langsung oleh
Pendahuluan
Rasulullah menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1.000 yard. Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud sedangkan sayap kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, panjang 500 kaki). Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain dan menyerang dari belakang, untuk mengatasi hal ini Rasulullah menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Jubair dengan perintah yang sangat tegas dan jelas yaitu “Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh. Jauhkan kavaleri dari belakang kita. Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami.”
Di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut. Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri Rasulullah yang juga istri Ali. Rasulullah sendiri berada di sayap kiri.
Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur. Selain itu juga meniadakan keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik Rasulullah). Abu SufyanAbu Sufyan bertempur di front yang terbatas dimana infantri dan kavalerinya tidak terlalu berguna. Juga patut dicatat bahwa tentara Islam sebetulnya menghadap Madinah dan bagian belakangnya menghadap bukit Uhud, jalan ke Madinah terbuka bagi tentara kafir. tentu lebih memilih pertempuran terbuka dimana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut. Tetapi Rasulullah menetralisir hal ini dan memaksa
Tentara Quraish berkemah satu mil di selatan bukit Uhud. Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahl, masing-masing berkekuatan 100 orang. Amr bin Al Aas ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap tapi tugasnya terutama untuk koordinasi. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraish dibawa oleh Talha bin Abu Talha.
Sebab kekalahan dalam Perang Uhud
Kisah ini ditulis di Sura Ali ‘Imran ayat 140-179. Dalam ayat2 di Sura Ali ‘Imran, Muhammad menjelaskan kekalahan di Uhud adalah ujian dari Allah (ayat 141) – ujian bagi Muslim mu’min dan munafik (ayat 166-167).
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar (ayat 142)? Bahkan jika Muhammad sendiri mati terbunuh, Muslim harus terus berperang (ayat 144), karena tiada seorang pun yang mati tanpa izin Allah (ayat 145). Lihatlah para nabi yang tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah (ayat 146). Para Muslim tidak boleh taat pada kafir (ayat 149), karena Allah Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut (ayat 151).”
Ayat2 di atas tidak menunjukkan sebab yang sebenarnya mengapa Muhammad dan Muslim kalah perang di Uhud. Penjelasan yang lebih lengkap bisa dibaca di Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 276
Memang benar bahwa para Muslim hampir saja mampu menghabisi musuh2nya kaum pagan Quraish ketika kemudian perhatian mereka teralihkan. Ketika tentara Muslim melihat para wanita Quraish mengangkat bajunya sehingga menampakkan gelang pergelangan kaki dan kaki2 mereka, mereka mulai berteriak-teriak dan menzalimi mereka. Tanpa peduli akan perintah2 Muhammad, mereka meninggalkan tempat2 jaga mereka dan lalu mengejar wanita2 ini – karena itulah Allah mengijinkan kaum pagan membunuhi para Muslim yang meninggalkan kedudukannya sebagai suatu ujian (ayat 152-153). Tentara Muslim kalah karena salah mereka sendiri (ayat 165).
Pertempuran Khandaq




Pertempuran Khandaq (Arab:غزوة الخندق) terjadi pada bulan Syawal5 Hijriah atau pada tahun 627 Masehi, yaitu pengepungan Madinah oleh pasukan gabungan (al-ahzaab), sehingga dikenal juga sebagai Perang Ahzab. Untuk melindungi Madinah dari serangan gabungan, maka dibuatlah parit sebagai strategi berperang untuk menghindari serbuan langsung dari pasukan gabungan Quraisy. Strategi pembuatan parit sebagai tempat perlindungan adalah strategi dari sahabat Rasulullah S.A.W bernama Salman al-Farisi yang berasal dari Persia. Sejatinya strategi ini berasal dari Persia, yang dilakukan apabila mereka terkepung atau takut dengan keberadaan pasukan berkuda. tahun
Lalu digalilah parit di bagian utara Madinah selama sembilah/sepuluh hari. Pasukan gabungan datang dengan kekuatan 10.000 pasukan yang siap berperang. Pasukan gabungan membuat kemah di bagian utara Madinah, karena di tempat itu adalah tempat yang paling tepat untuk melakukan perang. Pada Pertempuran Khandaq, terjadi pengkhianatan dari kaum Yahudi Bani Qurayzhah atas kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya untuk mempertahankan kota Madinah, tetapi bani Quraizhah mengkhianati perjanjian itu.
Setelah terjadi pengepungan selama satu bulan penuh Na’im bin Mas’ud al-Asyja’i yang telah memeluk Islam tanpa sepengetahuan pasukan gabungan dengan keahliannya memecah belah pasukan gabungan. Lalu Allah S.W.T mengirimkan angin yang memporakporandakan kemah pasukan gabungan, memecahkan periuk-periuk mereka, dan memadamkan api mereka. Hingga akhirnya pasukan gabungan kembali ke rumah mereka dengan kegagalan menaklukan kota Madinah.
PERANG HUNAIN
Pertempuran Hunain adalah pertempuran antara Muhammad dan pengikutnya melawan kaum Badui dari suku Hawazin dan Tsaqif pada tahun 630 M atau 8 H, di sebuah pada salah satu jalan dari Mekkah ke Thaif. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan telak bagi kaum Muslimin, yang juga berhasil memperoleh rampasan perang yang banyak. Pertempuran Hunain merupakan salah satu pertempuran yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu surat At-Taubah 25-26.[3]
Latar belakang
Suku Hawazin dan para sekutunya dari suku Tsaqif mulai menyiapkan pasukan mereka ketika mengetahui bahwa Muhammad dan tentaranya berangkat dari Madinah menuju Mekah, yang ketika itu masih dikuasai kaum kafir Quraisy. Persekutuan kaum Badui dari suku Hawazin dan Tsaqif berniat akan menyerang pasukan Muhammad ketika sedang mengepung Mekkah. Namun, penaklukan Mekkah berjalan cepat dan damai. Muhammad pun mengetahui maksud suku Hawazin dan Tsaqif, dan memerintahkan pasukan beliau bergerak menuju Hawazin dengan kekuatan 12.000 orang, terdiri dari 10.000 Muslim yang turut serta dalam penaklukan Mekkah, ditanbah 2.000 orang Quraisy Mekkah yang baru masuk Islam.[3] Hal ini terjadi sekitar dua minggu setelah penaklukan Mekkah,[4] atau empat minggu setelah Muhammad meninggalkan Madinah.[5] Pasukan kaum Badui terdiri dari suku Hawazin, Tsaqif, bani Hilal, bani Nashr, dan bani Jasyam.[1]
Jalannya pertempuran
Saat pasukan muslim bergerak menuju daerah Hawazin, pemimpin kaum Badui Malik bin Auf al-Nasri menyergap mereka di lembah sempit yang bernama Hunain. Kaum Badui menyerang dari ketinggian, menggunakan batu dan panah, mengejutkan kaum Muslimin dan menyulitkan organisasi serangan kaum Muslimin. Pasukan Muslim mulai mundur dalam kekacauan, dan tampaknya akan menderita kekalahan. Pemimpin Quraisy Abu Sufyan yang ketika itu baru masuk Islam, mengejek dan berkata “Kaum Muslimin akan lari hingga ke pantai”.
Pada saat kritis ini, sepupu Muhammad Ali bin Abi Thalib dibantu pamannya Abbas mengumpulkan kembali pasukan yang melarikan diri, dan organisasi kaum Muslimin mulai terbentuk kembali.[1] Hal ini juga dibantu dengan sempitnya medan pertempuran, yang menguntungkan kaum Muslimin sebagai pihak bertahan. Pada saat ini, seorang pembawa bendera dari kaum Badui menantang pertarungan satu-lawan-satu. Ali menerima tantangan ini dan berhasil mengalahkannya.[1] Muhammad lalu memerintahkan serangan umum, dan kaum Badui mulai melarikan diri dalam dua kelompok. Kelompok pertama nantinya akan kembali berperang melawan kaum Muslim dalam pertempuran Autas, dan sisanya mengungsi ke Thaif, dan nantinya akan dikepung oleh kaum Muslim.
Kelanjutan
Pasukan muslim berhasil menangkap keluarga dan harta benda dari suku Hawazin, yang dibawa oleh Malik bin Aus ke medan pertempuran. Rampasan perang ini termasuk 6.000 tawanan, 24.000 unta, 40.000 kambing, serta 4.000 waqih perak (1 waqih = 213 gram perak).[1]
Pertempuran ini mendemonstrasikan keahlian Ali bin Abi Thalib dalam mengorganisir pasukan dalam keadaan terjepit. Pertempuran ini juga menunjukkan kemurahan hati kaum Muslimin, yang memperlakukan tawanan dengan baik dan membebaskan 600 diantaranya secara cuma-cuma. Sisa tawanan ditahan dalam rumah-rumah khusus hingga berakhirnya Pengepungan Thaif.[1]
PERANG TABUK
Ekspedisi Tabuk (atau Perang Tabuk/Pertempuran Tabuk), adalah ekspedisi yang dilakukan umat Islam pimpinan Muhammad pada 630 M atau 9 H, ke Tabuk, yang sekarang terletak di wilayah Arab Saudi barat laut.
Latar Belakang
Pada September 629, pasukan Islam gagal mengalahkan pasukan Bizantium (Romawi Timur) dalam pertempuran Mu’tah. Banyak yang menganggap hal ini sebagai tanda melemahnya kekuatan umat Islam, dan memancing beberapa kabilah Arab menyerang umat Muslim di Madinah. Pada musim panas tahun 630, umat Muslim mendengar kabar bahwa Bizantium dan sekutu Ghassaniyah-nya telah menyiapkan pasukan besar untuk menginvasi Hijaz dengan kekuatan sekitar 40.000-100.000 orang.
Di lain pihak, Kaisar Bizantium Heraclius menganggap bahwa kekuasaan kaum Muslimin di Jazirah Arab berkembang dengan pesat, dan daerah Arab harus segera ditaklukkan sebelum orang-orang Muslim menjadi terlalu kuat dan dapat menimbulkan masalah bagi Bizantium.
Ekspedisi
Untuk melindungi umat Islam di Madinah, Muhammad memutuskan untuk melakukan aksi preventif, dan menyiapkan pasukan. Hal ini disulitkan dengan adanya kelaparan di tanah Arab dan kurangnya kas umat Muslimin. Namun, Muhammad berhasil mengumpulkan pasukan yang terdiri dari 30.000 orang, jumlah pasukan terbanyak yang pernah dimiliki umat Islam.
Setelah sampai di Tabuk, umat Islam tidak menemukan pasukan Bizantium ataupun sekutunya. Menurut sumber-sumber Muslim, mereka menarik diri ke utara setelah mendengar kedatangannya pasukan Muhammad. Namun tidak ada sumber non-Muslim yang mengkonfirmasi hal ini. Pasukan Muslim berada di Tabuk selama 10 hari. Ekspedisi ini dimanfaatkan Muhammad untuk mengunjungi kabilah-kabilah yang ada di sekitar Tabuk. Hasilnya, banyak kabilah Arab yang sejak itu tidak lagi mematuhi Kekaisaran Bizantium, dan berpihak kepada Muhammad dan umat Islam. Muhammad juga berhasil mengumpulkan pajak dari kabilah-kabilah tersebut.
Saat hendak pulang dari Tabuk, rombongan Muhammad didatangi oleh para pendeta Kristen di Lembah Sinai. Muhammad berdiskusi dengan mereka, dan terjadi perjanjian yang mirip dengan Piagam Madinah bagi kaum Yahudi. Piagam ini berisi perdamaian antara umat Islam dan umat Kristen di daerah tersebut.
Muhammad akhirnya kembali ke Madinah setelah 30 hari meninggalkannya. Umat Islam maupun Kekaisaran Bizantium tidak menderita korban dari peristiwa ini, karena pertempuran tidak pernah terjadi.
Pertempuran Zatu al-Riqa
Pertempuran Zatu al-Riqa` (Arab:ذات الرقاع) adalah pertempuran antara pihak muslimin dengan Bani Muharib, Bani Tsa’labah dan Bani Ghathafan, di daerah dekat Najd, dan dimenangkan oleh pihak Arab Muslim. Dilain kisah pertempuran ini disebut pula sebagai Perang Bani Anmar.
Etimologi
Dinamakan Perang Zatu al-Riqa` karena para prajurit muslim membalut kakinya yang telah luka dengan potongan-potongan kain (riqa`).[2] Lalu setiap enam orang menahan seekor unta sehingga membuat kaki mereka mengeluarkan darah.
Pertempuran
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/9/96/Dzatu_al-Riqa%27.jpg/300px-Dzatu_al-Riqa%27.jpg
Peta Peperangan Zatu al-Riqa`, dari Madinah menuju utara Khaybar.
Perang ini terjadi didekat kebun kurma, sebelah utara Khaibar, kemudian jaraknya dikatakan hanya 100km dari utara Madinah, yang terletak antara kebun kurma, lembah al-Hanakiyah dan asy-Syuqrah.
Menurut kisah Islam, dalam perang Dzatu al-Riqa’ ini, Malaikat Jibril mengajari shalat Khauf kepada Muhammad dan umat Islam memperoleh kelonggaran untuk bertayammum. Dalam tahun itu juga terjadi Perang Badar yang terakhir, kemudian isteri Muhammad yang bernama Zainab binti Khuzaimah meninggal dunia. Pada tahun yang sama pula lahir cucu Muhammad yaitu Husain anak Ali dan Muhammad menikah dengan Ummu Salamah.